
Artis Tya Arifin memutuskan menetap di Malaysia setelah menikahi pengusaha asal ‘Negeri Jiran’, Asyraf Khalid. Saat awal tinggal di Malaysia, Tya mengaku pernah mengalami culture shock, Bunda.
Salah satu culture shock yang dialami perempuan kelahiran Palembang ini adalah perbedaan budaya saat Lebaran di Malaysia dan Indonesia. Menurut Tya, perayaan Lebaran di Malaysia sangat berbeda dengan yang dijalaninya selama tumbuh di Indonesia.
Lantas, apa saja culture shock yang dialami Tya selama merayakan Lebaran di Malaysia?
Simak yuk cerita lengkapnya berikut ini, Bunda.
Culture shock Lebaran di Malaysia
Ada tiga culture shock saat Tya merayakan Lebaran pertama di Malaysia. Pertama adalah soal waktu perayaan Lebaran yang jauh lebih lama di Malaysia.
Menurut Bunda tiga anak ini, perayaan Lebaran di Malaysia bisa memakan waktu sampai sebulan. Setiap harinya, Tya dan keluarga akan datang ke open house kerabat atau teman. Hal tersebut secara tak langsung membuat banyak orang di sana mesti mempersiapkan baju yang berbeda untuk setiap kunjungan open house.
“Kalau di Malaysia itu Raya-nya (Lebaran) satu bulan penuh. Kalau di Indonesia paling lama cuma tiga hari. Tapi di sini (Malaysia), Tya kaget ada open house, weekend dan weekday non-stop 30 hari itu full Raya,” kata Tya, dikutip dari akun TikTok @tyaarifinnw, Rabu (2/4/25).
“Biasanya kalau wanita itu mungkin ada 30 pasang baju, atau 15 pasang. Tapi Tya enggak loh,” sambungnya.
Culture shock kedua yang dialami Tya adalah uang THR yang diberikan orang dewasa ke anak-anak di Hari Raya Lebaran. Menurut Tya, nominal uang THR yang diterima anak-anak di Malaysia jauh lebih besar bila dibandingkan di Indonesia.
“Kedua adalah di Malaysia itu duit Raya itu banyak yang didapat anak-anak. Kalau di Indonesia itu okey, tapi enggak sebanyak di Malaysia,” ungkapnya.
Terakhir, Tya juga mengaku sempat mengalami culture shock yang berkaitan dengan malam takbiran. Berbeda dengan di Indonesia, malam takbiran di kawasannya tinggal di Malaysia cenderung tidak meriah, Bunda.
Selama tinggal di Tanah Air, Tya sering mendengar suara takbir semalaman untuk menyambut hari Lebaran. Namun, hal tersebut tidak dialaminya selama menerap di Malaysia.
“Kalau di Indonesia mau bilang Lebaran besoknya, itu kita akan 24 jam non-stop takbir di masjid atau di jalan sampai pukul 2-3 pagi. Tapi kalau di Malaysia itu juga ada, tapi mungkin cuma 1-2 jam, tapi ini di daerah kawasan Tya,” ujar perempuan 30 tahun ini.
Tak cuma Tya yang mengalami culture shock soal perayaan Lebaran. Sang suami juga sempat kaget dengan budaya malam takbiran di Indonesia. Saat pertama kali merayakan Lebaran di Jakarta, suami Tya kaget lantaran terus mendengar suara takbir di malam jelang Idul Fitri.
“Kalau di Indonesia, malam Raya itu meriah, sampai waktu itu kita pernah Lebaran di Indonesia, mengajak Asyraf pertama kali Lebaran di Indonesia. Dia kayak kaget karena enggak stop takbir padahal itu kita masih tinggal di tengah kota di Jakarta. Apalagi kalau di Palembang itu enggak stop,” ungkapnya.
Perlu diketahui, Tya Arifin resmi menikah dengan Asyraf Khalid pada tahun 2015. Suami Tya merupakan anak sambung dari penyanyi terkenal Siti Nurhaliza.
Dari pernikahan dengan Asyraf, Tya dikaruniai tiga anak, yakni Arif, Azzahra, dan Aghnia. Setelah memutuskan menikah, Tya meninggalkan karier aktingnya dan pindah ke Malaysia. Meski memutuskan rehat dari dunia hiburan Tanah Air, Tya masih aktif di media sosial membagikan aktivitasnya selama tinggal di Negeri Jiran.
Demikian kisah Tya Arifin tentang culture shock yang dialaminya selama merayakan Lebaran di Malaysia.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)