
Penyakit stroke kini tidak dapat diremehkan lagi, Bunda. Jika dahulu stroke identik dengan penyakit orang lanjut usia (lansia), kini penyakit tersebut dapat dialami oleh semua kalangan, termasuk usia muda.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), melaporkan adanya peningkatan risiko stroke sebesar 15 persen pada orang yang berusia di bawah 65 tahun selama 10 tahun terakhir. Prevalensi stroke meningkat sebesar 14,6 persen pada mereka yang berusia 18-44 tahun dan 15,7 persen pada orang dengan usia 45-64 tahun.
Stroke ditandai dengan mati rasa atau kelemahan yang terjadi tiba-tiba pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, kebingungan, kehilangan keseimbangan, masalah penglihatan, hingga sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas.
Terapis cedera otak Natalie Mackenzie dan ahli saraf Dr Rena Sukhdeo Singh mengungkap penyebab di balik peningkatan kasus stroke pada usia muda ini.
“Selama karier saya, saya melihat peningkatan kasus stroke pada orang dewasa muda, yang berkaitan dengan gaya hidup buruk, seperti pola makan buruk, kurang olahraga, kurangnya pengobatan sleep apnea, penggunaan zat terlarang, dan obesitas,” ujar Dr Singh, dikutip dari Newsweek.
Dr Singh yang merupakan Direktur Medis Primary Stroke Center di University of Maryland Shore Medical Center di Easton, menjelaskan bahwa risiko stroke masih lebih tinggi pada orang dewasa yang usianya di atas 55 tahun. Hal itu karena ‘keausan arteri di otak’, bersama dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan usia, seperti penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan diabetes.
“Namun, meskipun kejadian stroke lebih tinggi pada populasi orang dewasa yang lebih tua, ada peningkatan kejadian stroke pada pasien di bawah usia 50 tahun,” terangnya.
Kedua ahli itu pun mengidentifikasi tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap stroke di kalangan anak muda.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)